ROI GONZALES SILALAHI: December 2011

Logo Gunadarma

Logo Gunadarma

Thursday 1 December 2011

Kisah Sukses Burger Klenger di Indonesia

Burger ternyata memiliki pasar tersendiri di Indonesia, khususnya pangsa pasar kaum muda. MAKANAN yang berbau kebarat-baratan seperti burger atau orang sering menyebutnya sebagai hamburger, kini sudah bukan makanan mewah lagi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Di Jakarta misalnya, hampir di setiap sudut pusat-pusat perbelanjaan dan perkantoran bisa kita temui outlet-outlet yang menjual Burger, makanan yang identik dengan prestise dan gaya hidup anak-anak muda jaman sekarang.
Menyebut nama burger, pasti sebagian besar warga ibu kota Jakarta sudah tidak asing dengan nama Klenger Burger. Salah satu pioneer makanan fast food di Jakarta. Klenger Burger terkenal di kalangan anak-anak muda karena selain memiliki cita rasa yang sangat Indonesia , juga namanya yang unik dan mudah diingat.
Berawal dari usaha mendirikan sebuah restoran Sunda, pemilik dan pendiri Klenger Burger yakni sepasang suami istri, Velly Kristanti dan Gatut Cahyadi, akhirnya banting setir dan membuka outlet burger pada bulan Februari 2006. Dengan pertimbangan bahwa memasak makanan tradisional Sunda memerlukan waktu yang cukup lama dan kurang praktis, sehingga Velly dan Gatut akhirnya memutuskan untuk membuka usaha fast food. Dan pilihannya jatuh pada burger, makanan cepat saji yang cukup praktis, enak, mengenyangkan, serta menjadi bagian dari gaya hidup anak-anak muda jaman sekarang.
“Dulunya membuka usaha restoran dengan makanan tradisional Sunda. Tapi makanan Sunda kan kurang praktis dan perlu waktu lama dari memasak hingga penyajiannya, sehingga mereka berfikir kenapa nggak memilih makanan yang bisa dimakan setiap saat, praktis dan mengikuti gaya hidup anak-anak muda zaman sekarang,” tuturnya saat ditemui LeZAT di salah satu outlet Klenger Burger di Jl. Cipaku I No. 45 Jakarta Selatan.
Dengan modal seadanya sisa usaha restoran Sunda, akhirnya dibukalah sebuah outlet kecil Klenger Burger yang menempati lahan bekas usaha restonya.

PERSAINGAN SEHAT
Seiring dengan berjalannya waktu, Klenger Burger semakin berkembang sehingga yang semula hanya sebuah outlet kecil yang menempati lahan bekas restoran Sunda, dalam kurun waktu satu tahun saja langsung berkembang hingga 38 outlet. Ternyata, kesuksesan Klenger Burger diikuti oleh pengusaha makanan yang lain dengan rame-rame membuka outlet burger, sehingga semakin banyak brand-brand baru burger.
Bahkan, banyak yang mencoba meniru logo Klenger Burger hingga memasang foto Klenger Burger. Namun, Velly justru merasa tidak tersaingi sedikit pun, karena ia merasa persaingan yang sehat justru akan semakin meningkatkan kualitas burgernya.
Di tengah persaingan usaha burger yang semakin rame, Klenger Burger semakin melebarkan sayapnya hingga kini telah memiliki 55 outlet yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Bandung, Bali, Surabaya, dan Malang. Bahkan sampai akhir tahun ini, masih akan ada beberapa cabang baru lagi di beberapa kota besar di Indonesia.
“Waktu itu yang bikin usaha burger belum terlalu banyak, tapi sekarang sudah banyak. Tapi bagus yah buat kita, karena kan sekalian koreksi diri juga. Memang bagus ada kompetisi, jadi kita bisa belajar juga,” kata wanita yang juga aktif sebagai pembicara di berbagai workshop tentang enterpreneurship.

KEUNGGULAN
Nama Klenger Burger memang mudah sekali mendapat tempat di hati para penikmat burger. Karena selain mengandalkan cita rasa burger-nya yang sangat Indonesia dari segi bumbunya, juga nama Klenger sendiri sangat mudah diingat orang. Klenger sendiri diambil dari Bahasa Jawa, yang artinya makan sampai kenyang tapi tetap bikin orang ketagihan untuk mencobanya lagi. Dengan filosofi itulah akhirnya nama Klenger Burger dipatenkan menjadi brand burger miliknya. “Kenapa Klenger, karena suami saya orang Jawa. Jadi di Jawa itu, kalau makan sampai kenyang tapi bikin ketagihan, namanya makan sampai klenger. Keistimewaan Klenger Burger terletak pada daging dan rotinya yang empuk, serta bumbunya yang disesuikan dengan lidah orang Indonesia . Velly dan Gatut telah meracik bumbu burger yang sangat khas melalui riset yang cukup lama. Selain itu, porsinya pun cukup membuat orang yang makan sampai merasa klenger karena kenyang.
Selain varian menunya yang bervariasi, dari sisi harganya pun sangat terjangkau, yakni berkisar antara Rp 7.000 hingga Rp 20.000. Tersedia juga paket-paket khusus, misalnya untuk acara-acara di kampus atau di sekolah-sekolah.
Untuk mencari outlet Klenger Burger sendiri tidaklah sulit, karena lokasinya selalu dekat dengan perumahan, perkantoran, dan tempat-tempat hang out anak-anak muda.
Untuk tetap bertahan di tengah maraknya bisnis serupa, Klenger Burger terus melakukan inovasi baik dari segi menu maupun kualitas pelayanannya. Termasuk menyediakan jasa pesan antar atau delivery order untuk area tertentu, meningkatkan brand communicationnya dan terus menerus mau melakukan inovasi produk. Termasuk inovasi untuk menambah varian menu dengan menambah menu burger dengan varian sea food.

MENJAGA KUALITAS
Untuk menjaga kualitas rasanya, maka Klenger Burger menjalin kerjasama dengan para penyuplai bahan baku . Untuk rotinya, Klenger Burger disuplai oleh King Burger, yakni brand burger terkenal dari luar sehingga kualitasnya pun tidak kalah dengan burger dari luar negeri. Sedangkan dagingnya, menggunakan daging kualitas terbaik di negeri ini. Hebatnya, kapasitas produksi Klenger Burger justru lebih tinggi dibanding King Burger. Hingga saat ini, Klenger Burger mampu menjual hingga sekitar 150 ribu pieces burger per bulan. Besar kecilnya angka penjualan di setiap outlet memang tidaklah sama, tergantung tempatnya juga. Seperti di Salemba dan Bogor yang outletnya buka hingga 24 jam, tentu saja angka penjuaulannya lebih tinggi dibanding outlet yang lain.


POLA KEMITRAAN
Untuk mengembangkan usaha burgernya, Velly dan Gatut memilih untuk bermitra dengan pengusaha lain. Dengan mengadopsi sistem dari luar, akhirnya dipilihlah cara franchise. Selain untuk lebih mengembangkan Klenger Burger, hal itu dipilih sebagai alternatif mengatasi keterbatasan modal.
Persyaratan untuk menjadi franchise Klenger Burger sendiri juga tidak terlalu sulit. Dengan modal sekitar Rp 200 juta, calon franchise sudah akan mendapat paket franchise selama 5 tahun, lengkap dengan peralatannya dan training karyawan. Selain itu, calon franchise harus merasa yakin dalam menjalani bisnisnya, karena itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan usahanya ke depan. “Selain modal, yang penting orang itu harus yakin dalam menjalani bisnisnya. Karena kalau ngambil franchise, nggak bisa langsung jalan dan sukses, jadi itu tergantung franchise-nya,” tegas wanita lulusan Sastra Belanda yang sangat ramah itu.

 PT KINARYA ANAK NEGERI
STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba) Klenger Burger sudah di release tanggal 12 Mei 2010 kemarin dengan nomor : 01590/1.824.271. atas nama PT KINARYA ANAK NEGERI. Jadi pastikan bahwa Anda membeli franchise/waralaba dari wadah yang benar2 mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Republik Indonesia ya..??
Untuk konsumen, gak bosen2nya niih mengingatkan, dukung Klenger Burger yang Original ya..? list outlet yang Original bisa dilihat dihttp://www.klengerburger.com/outlet.
Klenger Burger Trademark sesuai dengan serifikat Merek IDM000142431 berdasarkanHak Merek Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Republik Indonesia adalah milik atas namaVELLY KRISTANTI. Keduanya kini mengelola sekitar 80 gerai Klenger Burger yang tersebar di seputar  Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Bandung,  Kuningan (Jawa Barat), Medan (Sumut), dan Makassar (Sulsel). Untuk membuka satu franchise dengan fasilitas normal, biayanya antara Rp40 juta--Rp60 juta. Namun jika ingin membuka secara mandiri, investasi awalnya bisa Rp200 juta hingga Rp1 miliar. Nilai investasi franchisemaupun mandiri juga bergantung pada lokasi, bangunan dan konsepnya. Outlet Klenger Burger dibagi dalam tiga kategori yakni Green Box, Yellow Box, Red Box, dan Blue Box. Outlet Green Box mempunyai target omzet  lebih dari Rp2 juta per hari. Yellow Box antara Rp1 juta--Rp1,5 juta per hari, Red Box di bawah Rp1 juta per hari. Adapun outlet baru buka termasuk kategori Blue Box yang masih memerlukan penanganan khusus. Selain itu masih ada Black Box yakni kategori outlet yang perlu direlokasi dan ditinjau kembali.

Keuntungan Pemilik atas usaha Franchisingnya :
a.       Percepatan perluasan usaha, dengan modal relatif rendah
b.      Efisiensi dalam meraih target pasar melalui promosi bersama
c.       Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam jaringan distribusi
d.      Pemilik outlet bermotivasi tinggi karena menyangkut pengembalian investasi dan keuntungan usaha
e. Pemilik pernah mengklaim mendapat omzet Rp 17.000.000.000,00 dalam waktu 1 tahun  tertentu dan berharap stabilitasnya tetap atau meningkat setiap tahun.


Dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia :

a)     Setiap usaha baik itu dalam skala kecil, menengah dan besar akan memberikan suatu keuntungan bagi pemilik usaha dan negaranya. Keuntungan bagi negara dapat kita lihat dari penerimaan pajak atas suatu usaha tersebut, Pajak Bumi dan Bangunan dan masih banyak lagi.
b)    Terjadi penyerapan tenaga kerja sehingga membantu dalam pengembangan sumber daya manusia.
c)     Klenger Burger sendiri menggunakan bahan baku yang berasal dari dalam negeri bukan dari luar negeri, baik itu bumbu, roti, daging dan lain-lainnya.
      
Dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia :
a)     Masyarakat banyak akan mulai menjadikannya sebagai gaya hidup sehingga dapat mematikan sektor makanan. Contohnya, warung makanan akan mulai dilupakan sehingga mengganggu omzet dari warung makanan tersebut.
b)    Perselisihan bisa terjadi antara Franchisor dan Franchisee sehingga mematikan suatu usaha yang sudah dibangun, misalnya dari penetapan harga biaya usaha tersebut dan lain – lain.

Sumber :
5.      *www.kinarya.co.id