Universitas
Gunadarma yang ada di Depok memiliki 4 gedung yang berdekatan satu sama
lainnya, ada di dekat stasiun Pondok Cina yang bersebelahan dengan Universitas
Indonesia dan ada 3 gedung di sekitas Kelapa Dua. Gedung pertama ada di Pondok
Cina disebut gedung D dan apabila dari arah Pondok Cina ke Kelapa Dua adalah
tempat perpustakaan dan laboratorium komputer dan laboratorium lainnya disebut
gedung H. Dari arah yang sama akan dijumpai gedung E dan beberapa puluh meter
ada gedung G. Bangunan gedung universitas lainnya ada juga di daerah lain,
namun karena penulis hanya memperhatikan di daerah Pondok Cina dan Kelapa Dua,
maka penulis akan membahas bisnis yang terjadi di daerah yang diperhatikan
saja. Gedung yang banyak ini bukanlah hanya untuk mempromosikan kemampuan
keuangan dari pihak kampus atau karena ingin membuatnya menjadi terbanyak dari
universitas-universitas yang ada di Indonesia. Hal tersebut adalah hal yang
biasa dan memang seharusnya dilakukan pembangunan, karena banyaknya jumlah dari
mahasiswa/i yang mendaftar untuk belajar di Universitas Gunadarma setiap
tahunnya atau setiap periode baru.
Pertumbuhan
para pelajar di Depok yang selalu berdatangan ratusan orang dari dalam dan luar
pulau Jawa memberikan manfaat tersendiri bagi para pelaku bisnis yang berada di
dekat daerah tersebut. Para pelaku bisnis yang sudah ada sejak lama bahkan yang
baru memulai usaha selalu mencari cara agar dekat dengan para pelajar tersebut
karena setiap tahunnya siswa/i selalu datang dan pergi atau ada yang lulus dan
tidak berada di daerah kampus dan pada saat yang sama para pelajar pendatang
akan tinggal di daerah tersebut. Para pebisnis akan selalu memperhatikan bisnis
apa yang sedang laris atau sangat berhasil di daerah depok agar bisa ditiru
semirip mungkin. Oleh karena itu banyak bisnis yang hampir sama satu sama lain
dan tidak ada yang berbeda. Ketika ada bisnis baru yang menguntungkan, maka
akan langsung ditiru oleh pihak lain dan tidak ada tindakan negatif antara para
pedagang yang lama dan baru karena semua saling menghormati. Contohnya, ketika
pedagang Tahu Gejrot sangat untung luar biasa dan mampu membuka gerobak-gerobak
baru di daerah baru, maka pedagang lain menduplikasi usaha tersebut dan membuka
usahanya bisa bersebelahan dengan usaha Tahu Gejrot yang memulai pertama kali
menjual tahu sangat pedas tersebut.
Aktivitas
yang padat bagi mahasiswa/i juga dilihat sebagai peluang usaha yang dapat
dimanfaatkan untuk membuka usaha yang dapat memberikan hiburan bagi para
mahasiswa. Usaha yang dilakukan ada di sekitar Gedung D,E dan G. Usaha yang
membuat hiburan tersendiri khususnya bagi kaum pria adalah usaha sewa jasa Playstation III (PS III). Melalui usaha
ini banyak siswa yang datang sehabis belajar langsung bermain PS III
beramai-ramai. Usaha makanan, fotokopi, internet adalah hal yang umum yang
biasanya ada di tempat kampus dan universitas lainnya. Hal yang menarik juga
dapat dilihat dari usaha Laundry yang
ada di daerah kampus, dengan adanya usaha ini sangat memudahkan tugas pelajar
yang tidak sempat untuk mencuci, dapat menggunakan jasa tersebut untuk mencuci
pakaiannya dan lainnya. Hal yang juga menarik adalah usaha kontrakkan bagi
pelajar yang jauh dari tempat tinggalnya seperti dari Bekasi, Jakarta, Bogor
dan luar Pulau Jawa yang datang. Memang kelihatannya biasa tapi bila dilihat
secara luas ternyata banyak yang melakukan pembangunan bukan untuk di jadikan
tempat tinggal, melainkan untuk disewakan bagi mahasiswa yang memang berniat
untuk menyewa karena jauh tempat tinggalnya. Hampir setiap tahun dilakukan
pembangunan karena setiap tahun akan ada yang datang ke Pulau Jawa untuk
belajar dan bagi mahasiswa yang lulus belum pasti meninggalkan kontrakannya,
dikarenakan setelah lulus akan mencari pekerjaan terlebih dahulu dan apabila
sudah bekerja dan jauh lokasinya dari tempat bekerja, barulah orang tersebut
akan pindah dari Depok ke daerah tempat ia bekerja.
Mahasiswa/i
juga mendapat pengetahuan yang berarti dari usaha-usaha yang ada di sekitar
mereka, karena dapat dijadikan sebagai
referensi untuk memulai usaha yang kecil dahulu namun menguntungkan. Saya
juga selalu memperhatikan keadaan usaha yang ada di daerah tempat saya belajar,
banyak yang selalu pelangganya ada dan juga ada yang sepi usahanya untuk
mendapatkan pelanggan karena idenya tidak tepat bagi mahasiswa/i. Hal ini juga
memberikan nilai pengetahuan tersendiri bagaimana menjalankan usaha yang baru,
bagaimana bersikap apabila usaha dagangan kita laku banyak atau tidak,
bagaimana menghentikan usaha yang tidak laku dan mencari ide yang baru,
bagaimana menghadapi para pesaing yang meniru usaha kita dan banyak hal lainnya
yang bisa dipelajari dari lingkungan para pelaku usaha di daerah yang
sasarannya adalah mayoritas para mahasiswa/i. Penulis meminta maaf apabila ada
kata-kata yang kurang berkenan dan salah pada tulisan ini. Kritik dan saran
yang membangun sangat diterima untuk perbaikan agar tulisan saya dapat menjadi
lebih baik di kemudian hari. Terima kasih.