Presiden
Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono telah menyampaikan keadaan APBN
Indonesia yang tidak baik atau tidak sehat. Hal ini diakibatkan terlalu
banyaknya subsidi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Subsidi di bagian
energi, kesehatan dan pendidikan memberikan nilai pengeluaran yang sangat besar
bagi APBN. Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif, namun data
tersebut tidak menggambarkan kenyataan yang terjadi pada kehidupan rakyat
Indonesia yang bisa dikatakan memiliki jarak kesenjangan yang tinggi antara
orang kaya dan orang menengah ke bawah. Masalah yang tidak kunjung selesai juga
adalah korupsi yang menghambat pertumbuhan pembangunan menjadi terhambat
dikarenakan dana yang sudah direncanakan tidak terrealisasikan sepenuhnya untuk
pembangunan, pengentasan kemiskinan, memberikan pelayanan kesehatan dan
memperbaiki sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
Pemerintah
melempar isu harga subsidi bahan bakar minyak menjadi dua harga. Isu ini
sengaja dilemparkan kepada publik untuk melihat respon dari publik dan banyak
media yang juga membicarakan hal ini sehingga diharapkan mampu memberikan jalan
keluar. Pemerintah akan melihat apakah hal ini diterima dengan baik atau banyak
respon negatif yang tidak setuju akan hal ini. Para rakyat menengah keatas
merespon agar pemerintah segera menaikkan harga bagan bakar minyak supaya ada
kejelasan dan ketegasan dari pemerintah untuk mengambil suatu keputusan.
Masyarakat menengah keatas mengerti akan hal ini karena mereka mengetahui bahwa
beban pengeluaran negara memang sangat besar seperti yang dijelaskan pada
paragraf sebelumnya dan ditambah biaya untuk membayar para pegawai pemerintah
dari level bawah sampai level tertinggi. Sebaliknya, masyarakat kurang mampu
merasakan kesulitan apabila bahan bakar minyak naik yang dapat memicu kenaikan
bahan pokok yang berakibat pada konsumsi masyarakat bawah akan dinilai kurang
baik.
Dari
sisi politik pun akan sangat menentukan harga bahan bakar minyak tahun ini.
Pemilu yang semakin dekat membuat pemerintah penguasa dari partai poitik yang
berkuasa sekarang harus hati-hati dan cermat dalam mengambil keputusan
menaikkan harga bahan bakar minya. Elektibilitas dari partai politik yang
berkuasa sekarang sangat mudah mengalami perubahan. Rakyat yang senang atau
diuntungkan dengan kebijakan pemerintah tentu saja akan menaikkan tingkat
elektibilitas yang tinggi bagi pemerintah penguasa, sebaliknya kebijakan yang
diambil apabila merugikan dan tidak menyenangkan rakyat banyak akan membuat
tingkat elektibilitas semakin menurun. Dari hal ini akan dilihat keberanian
pemerintah untuk melakukan hal yang benar dengan tujuan yang mulia bagi rakyat
karena apabila dengan naiknya harga bahan bakar minyak yang mengurangi beban
subsidi tidak juga memperbaiki pembangunan di Indonesia akan mengecewakan
masyarakat Indonesia dan dapat dijadikan alat bagi orang yang memiliki
ketidaksukaan bagi pemerintah yang berkuasa untuk memicu terjadinya keributan
yang besar di masyarakat serta hal-hal yang dapat memicu perpecahan secara
internal di pemrintahan Indonesia.
Beberapa
hari lagi akan ada penjelasan yang pasti dari pemerintah untuk menetukan harga
bahan bakar minyak. Dari beberapa perdebatan dan pendapat masyarakat banyak
melalui media sosial dapat dikatakan pemerintah akan cenderung menaikkan harga
bahan bakar minyak, namun memang belum ada penjelasan apakah akan ada dua harga
pada bahan bakar minyak subsidi atau satu saja. Apapun yang akan dilakukan oleh
pemerintah, masyarakat berharap pemerintah serius membenahi masalah-masalah
yang terjadi pada setiap elemen masyarakat dan pembangunan boleh berkembang
setiap tahunnya sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak hanya
berkembang tetapi sebagai negara yang dapat bersaing dengan negara-negara yang
hebat di Asia dan bahkan dengan negara Internasional yang sudah dikenal sebagai
negara maju.