Dengan judul seperti yang diatas yang sudah
banyak dibicarakan oleh semua kalangan saat ini dan tentu saja terutama para
orangtua dan pengajar di seluruh Indonesia, maka penulis ingin ikut membagikan
pandangan sebagai mahasiswa bagi pemerintah khususnya kepada Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah
merencanakan perubahan kurikulum dan sedang melakukan pengujian publik pada
akhir november 2012 untuk dapat menampung kritik dan saran serta aspirasi dari
masyarakat luas. Melalui program ini banyak masyarakat yang masih heran dengan
perubahan yang terus menerus pada kurikulum di Indonesia. Banyak yang
menanyakan mengapa pemerintah merubah kurikulum saat ini? Jika dikatakan tidak
sesuai jamannya atau gagal, apa ada ukurannya? Mengapa tidak dibahas secara
mendalam di media luas yang saat ini sangat suka membahas segala sesuatunya
demi kepentingan bersama dan bangsa ke depannya. Mengapa seolah-olah pendidikan
ini milik pemerintah? Apa benar pemerintah yang melalui studi bandingnya ke
luar negeri mau memakai sistem yang sama dengan negara tersebut dan mau
menerapkannya di Indonesia? Kalau pemerintah tahunya hanya melihat bangsa lain
dan menerapkannya secara lengkap tanpa ada langkah-langkah menyempurnakan, sama
saja artinya menjiplak sistem yang ada di luar? Pertanyaan selanjutnya apakah
kulturnya sama, pengajar yang disediakan sama, fasilitas yang disediakan sama
dan selanjutnya apakah para pelajar mampu mencapai hal yang sama di luar
sebelum pengajar dan fasilitas yang dikembangkan terlebihi dahulu? Jangan
sampai sistem yang bagus tercipta untuk pelajar, namun para pelajar tidak siap
dengan sistem itu? Ada apa dengan pemerintah saat-saat ini yang selalu
merencanakan hal-hal yang masih diragukan oleh rakyat? Bukankah masalah
pengentasan kemiskinan, kesehatan dan pendidikan bagi rakyat miskin masih harus
terus di cari jalan keluarnya terlebih dahulu?
Setelah begitu banyak pertanyaan seperti di
atas, penulis juga akan menyampaikan maksud dan tujuan pemerintah dan berusaha
mencari jalan tengahnya agar sistem pengajaran kita tidak menjiplak habis
sistem pendidikan negara lain. Pemerintah berencana mengintegrasikan mata
pelajaran IPA dan IPS ke mata pelajaran lainnya, artinya setiap judul dari IPA
dan IPS yang memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran lain seperti Matematika
dan PPKN akan digabungkan, yang melebur adalah IPA dan IPS sehingga IPA dan IPS
bukan sebagai mata pelajaran, tapi materinya tidak hilang melainkan digabung ke
mata pelajaran lainnya. Kurikulum 2013 adalah muatan lokal dan pengembangan
diri. Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta
Penjaskes. Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.
Sementara untuk pelajaran Bahasa Inggris di SD, keberadaannya dipertahankan.
Seperti halnya pada kurikulum 2006, bahasa Inggris tetap sebagai mata pelajaran
dalam kelompok muatan lokal dalam Kurikulum 2013. Sementara itu, untuk
kurikulum SMP, SMA dan SMK pendekatannya adalah mata pelajaran. Hal ini juga
sejalan dengan kenyataan bahwa guru di SMP, SMA dan SMK adalah guru mata
pelajaran. Sementara untuk SD adalah guru kelas.
Setelah mengetahui maksud pemerintah di atas,
maka tujuan pemerintah dengan perubahan kurikulum ini adalah supaya pelajar
sejak dini diajarkan untuk tidak banyak menghapal melainkan mampu memecahkan
tugas/suatu masalah pelajaran dengan nalarnya. Hal ini berdasarkan penelitian
dimana pelajar Indonesia mampu untuk menghapal, tetapi kurang dalam hal
mengerjakan tugas yang membutuhkan nalar bukan hapalan dan negara lain yang
diperbandingkan dengan kita berbanding terbalik dimana pelajar mereka kurang
mampu menghapal tetapi memiliki kelebihan dalam hal pemecahan kasus-kasus atau
soal-soal. Saya membaca banyak informasi dari media-media yang beredar luas di
media sosial dari situs-situs yang berasal dari internet sehingga membantu saya
dalam hal penulisan ini. Saran yang ingin penulis sampaikan adalah pemerintah
harus menyiapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan kita dan budaya negara
Indonesia. Sistem mungkin dapat dipelajari dari negara lain tetapi setiap
sistem juga tidak sempurna. Jadi, penulis menyarankan agar pemerintah
menyiapkan kurikulum yang dimana pelajarnya sejak dini disiapkan untuk mampu
menghapal, mampu menyelesaikan soal-soal dengan nalarnya, menyiapkan pelajar
yang percaya diri dan memiliki dasar agama yang kuat serta akhlak yang benar.
Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan pada tulisan ini. Terima
kasih kepada setiap pembaca, kritik dan saran akan sangat berguna bagi penulis.
No comments:
Post a Comment