Banyak orang sering kali menjadi
konsumerisme dan hedonisme secara sadar dan tidak sadar. Banyak hal yang
mengakibatkan seseorang menjadi lebih gampang untuk membeli sesuatu yang
sebenarnya tidak dibutuhkannya. Salah satunya adalah merasa tidak cukup/tidak
puas atas apa yang sudah dia miliki saat ini yang masih berguna tidak ada
kerusakan, namun merasa iri terhadap orang lain yang memiliki trend yang lebih
baru atas sesuatu barang seperti Tas, Sepatu dan lain – lain, padahal mungkin
saja orang lain tersebut memang membutuhkannya karena yang lama sudah rusak
atau bisa juga memang memiliki sifat konsumerisme yang tinggi juga, yang tidak
sepatutnya kita tiru sifat orang lain yang tidak kita butuhkan sebenarnya. Apalagi
seseorang mengetahui tentang hari libur, dimana setiap tempat pembelanjaan
menawarkan produk – produk terbarunya yang juga memberikan diskon sebagai cara
memikat konsumen agar tertarik membeli produk yang ditawarkan seperti di mall dan
tempat perbelanjaan lainnya.
Biasanya sifat konsumerisme dan
hedonisme ini berada pada level menengah keatas yaitu seperti karyawan, manajer
dan lain – lain. Menjelang hari libur masyarakat sudah dibiasakan untuk
membelanjakan lebih uangnya daripada bulan – bulan sebelumnya. Cara – cara yang
dilakukan melalui iklan, brosur, face to face dan lain – lainnya, yang
dilakukan pihak pemasaran suatu perusahaan. Seseorang yang memiliki sifat
hedonisme adalah pribadi satu orang saja, tapi ternyata ada juga suatu kelompok
tertentu yang memiliki sifat knosumerisme yang tinggi dan hedonisme yang sama,
hal ini memiliki dampak negatif karena kelompok ini tentunya akan selektif
dalam memilih teman baru mereka serta dapat menjadi contoh bagi kelompok yang
tidak hedonisme awalnya menjadi sama – sama hedonisme. Bahanya bila sifat ini
tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah bagi pribadi yang masih sendiri dan
masalah bagi pribadi yang memiliki keluarga dimana ada kebutuhan prioritas yang
harus diutamakan seperti makanan, pakaian dan kesehatan.
Konsumerisme dan hedonisme yang
dibiarkan terus menerus kita lakukan dalam kehidupan kita akan menguasai diri
kita dan sulit untuk melepaskan sifat buruk ini. Banyak hal yang bisa kita
lakukan untuk menghindari atau mengobati sifat buruk ini. Hal – hal yang perlu
kita lakukan seperti jarang mengunjungi tempat – tempat perbelanjaan mewah,
tidak bergaul dengan teman – teman yang sifatnya konsumerisme, melakukan
aktifitas sendiri atau bareng teman atau dengan keluarga contohnya rajin membersihkan
rumah, menanam tumbuhan di pekarangan, dan lain – lain. Ketika kita jarang
mengunjungi tempat perbelanjaan mewah, maka kita akan tidak terbiasa atau
tergiur akan barang – barang yang tidak kita butuhkan. Harus pintar membeli
barang yang dibutuhkan, nyaman, murah dan tahan lama adalah spesifikasi yang
baik ketika membeli barang. Bersama teman atau keluarga yang melakukan kegiatan
positif akan lebih berguna bagi diri sendiri/kelompok/keluarga apalagi kegiatan
tersebut bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Sejak dini harus ditanamkan pada diri
kita untuk hidup berkecukupan. Hidup berkecukupan bukan berarti setiap harinya
kita bermalas – malasan menerima situasi dan kondisi yang akan datang tanpa
berusaha kerja – keras. Hidup berkecukupan dan kerja keras dalam hal apapun
akan menjauhkan sifat konsumerisme dan hedonisme yang ada di lingkungan kita
dimanapun kita berada. Kerja keras dan hidup berkecukupan akan membangun sifat
untuk membantu sesama yang benar – benar membutuhkan pertolongan kita. Ini bukan
berarti salah dalam hal kaya raya, tapi apa pun yang kita miliki apakah banyak
atau sedikit, berkecukupan atau berkekurangan, kita syukuri sebagai hal yang
Tuhan sediakan. Penulis mohon maaf apabila ada kata – kata yang kurang berkenan
kepada pembaca. Saran dan kritik sangat dibutuhkan untuk membangun setiap
penulisan berikutnya. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment